Mencium Hajar Aswat

Gambar
Bagi sebagian jamaah haji Indonesia, mencium Hajar Aswat (atau Hajar Aswad) adalah suatu hal "wajib" yang biasanya menjadi salah satu cerita yang dijadikan "oleh-oleh" saat pulang ke tanah air. Namun pada saat musim haji yang sangat ramai, hal yang satu ini tergolong sangat sulit dilakukan dan beresiko cukup tinggi. Ini karena padatnya keadaan di sekitar Ka'bah. Ribuan orang ingin melakukan hal yang sama pada saat bersamaan dan tidak ada sistem atau aturan yang mengatur agar proses penciuman berjalan lancar, teratur, aman, dan "adil".

Hikmah dari Ziarah ke Makam Baqi

Disamping Mesjid Nabawi terdapat makam Baqi, suatu kompleks kuburan yang cukup luas dan berada di tengah kota Madinah. Saya dan teman-teman sempat berziarah dan berkeliling dalam areal makam. Pekuburan ini sangat berbeda dari kuburan muslimin di negeri kita. Bedanya? Kuburan kita sangat fancy, penuh warna, penuh asesori, ada kuburan yang diberi "kijing", bahkan ada yang diberi pondok beratap. Beda lainnya? Di Baqi, kita tidak tahu siapa yang dikubur di bawah gundukan yang hanya bertanda 2-3 batu biasa. Tidak ada nisan bertulisan nama, tak ada tanda apapun yang membedakannya dari kuburan lainnya. Gundukan tanah yang adapun seakan tak terawat terlanda abrasi (erosi yang disebabkan angin).






Dari keterangan Syeh Abdullah, imam musholla dekat pondokan kami di Mekkah yang setiap malam berdikusi dalam pengajian dengan para jamaah Indonesia, bahkan Raja Fahd, raja Kerajaan Arab saudi yang baru mangkat pun hanya dikubur dengan tanda 3 buah batu biasa. Inilah cara Islam dalam menguburkan ummat yang meninggal dunia. Tidak ada ritual ziarah dengan membaca surah Yasin diatas kuburan, tidak ada tabur bunga dan tidak ada berbagai kebiasaan lain umat Islam Indonesia dalam berziarah ke kuburan.

Rasulullah SAW hanya mengajarkan bahwa berziarah ke kubur itu hanya untuk mengingatkan kita yang hidup akan dunia akhirat, serta berdo'a kepada Allah SWT untuk kebaikan orang yang telah meninggal. Berdoa dilakukan menghadap kiblat, bukan menghadap kuburan untuk menghindari kecenderungan terjadinya tindakan syirik atau menyekutukan Allah.

Didepan makam Baqi sendiri dipasang papan pengumuman besar dalam 3 bahasa (termasuk bahasa Indonesia) yang berisi petunjuk Nabi Muhammad SAW ketika menziarahi pekuburan. Diantara isinya adalah sabda "Ziarahilah kubur karena itu bisa mengingatkan kepada akhirat". Kemudian Rasulullah SAW ketika masuk ke pekuburan selalu memberi salam kepada ahli kubur. Rasulullah juga bersabda "Jangan duduk diatas kuburan dan jangan sholat menghadapnya".



Bagian terakhir dari petunjuk tersebut (lihat foto) adalah dimana Rasul melarang berdoa kepada orang yang telah mati dan meminta manfaat atau pencegahan dari bahaya. Allah SWT berfirman "Dan berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak sanggup menolong dirinya sendiri". Ditambah dengan sabda Rasulullah SAW "Jika kamu ingin meminta, mintalah kepada Allah dan jika kamu ingin memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah".

Adapun do'a yang dipanjatkan kepada Allah SWT saat berziarah di Makam Baqi berbunyi, "Mudah-mudahan sejahtera atas kamu hai (penghuni) tempat kaum yang beriman. Apa yang dinjanjikan kepadamu yang masih ditangguhkan besok itu, pasti akan datang kepadamu, dan kami insya Allah akan menyusulmu. Ya Tuhan, ampunilah ahli Baqi 'al gargad."

Berikut foto-foto yang saya ambil di makam Baqi, gersang tanpa tumbuhan, hanya ratusan burung merpati beterbangan diatasnya...





Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. menurut pengamatan dan hasil wawancara saya terhadap salah satu mantan pendeta hindu. kalo makam2 yang seperti di indonesia, itu karena pengaruh nenek moyang yang tak lain adalah hindu..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mesjid Nabawi Nan Eksotis (1)

Mencium Hajar Aswat

Sholat Dhuha di Tanah Suci